Pewahyuan Allah atau pemikiran manusia?
DAY 1118 OF 0

Seringkali kita mendengar ayat-ayat Alkitab yang dikutip di luar konteks, atau dipakai untuk membenarkan diri sendiri. Akhirnya, kita jadi salah mengerti tentang karakter Tuhan. Kita bisa merasa Tuhan itu jahat, tidak perlu ditaati, atau terburuknya, merasa Dia itu bukan Tuhan.

Ternyata hal ini pun pernah terjadi di antara murid Yesus. Dalam Matius 16, Yesus bertanya pada murid-murid-Nya: siapakah Ia, yang disebut Anak Manusia? Petrus memberi jawaban yang berbeda dengan para murid. Terhadap jawaban Petrus, Tuhan Yesus mengatakan: "sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga."

Para murid menajwab berdasarkan asumsi atau persepsi orang-orang pada umumnya saat itu mengenai Yesus. Mereka menyebut Yesus sebagai Yohanes pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari para nabi. Sedangkan Petrus menjawab bukan dari pengertiannya sendiri, melainkan dari hikmat Allah.

Berhati-hatilah dalam menilai seseorang dan juga Allah berdasarkan pemikiran atau rasio manusia. Mintalah Roh Kudus untuk memberikan pengenalan yang benar akan Allah.

Untuk mengenal Allah kita harus menanggalkan cara pikir kita. Semua pemikiran dan asumsi manusia adalah terbatas, sedangkan Allah adalah tidak terbatas. Satu-satunya cara untuk mengenal Allah adalah meminta Dia dan menginjinkan Dia memperkenalkan Diri-Nya kepada kita, melalui firman-Nya di Alkitab.

Untuk mengenal dan menjalin hubungan yang baik dengan siapa pun, kita tidak boleh berasumsi. Asumsi adalah musuh dalam sebuah hubungan, karena manusia cenderung berasumsi buruk terhadap siapa pun.

Hubungan yang sehat dan ‘dalam’ akan terjalin jika masing-masing pribadi dengan pikiran terbuka mau berusaha mengenal rekannya apa adanya. Sama halnya dalam pengenalan kita dengan Allah, kita harus berani menanggalkan segala asumsi dan pemikiran manusia, serta menaruhnya di bawah kedaulatan Tuhan dan firman-Nya. Kiranya Tuhan terus menguatkan iman kita dan menarik kita lebih dekat untuk bisa mengenal Pribadi-Nya yang mulia.