Bukan Selingan
DAY 1118 OF 0

Pernahkah dalam hidup kita, kita merasa bahwa Allah itu sangat jauh? Seolah-olah Ia tidak memperdulikan keadaan hidup kita? Kebenarannya adalah Allah selalu menantikan kita untuk bersekutu dengan-Nya.

Allah menegur jemaat di Laodikia yang hidup dengan suam-suam kuku karena mereka sudah merasa puas dengan kehidupan mereka.

Jemaat Laodikia begitu sibuk dengan kehidupannya sendiri sampai kehilangan waktu-waktu pribadi dengan Allah. Mereka memposisikan Allah bukan lagi sebagai yang utama tapi sekedar selingan.

Pernahkah Anda mendengar komentar seperti ini: "Jangan terlalu fanatik!" atau "Bersama atau tidak bersama Tuhan, hidup tetap biasa saja". Komentar-komentar demikian lahir dari hati yang suam-suam suku, yang menganggap Allah sebagai selingan atau pemanis dalam kehidupan.

Dalam hidup ini Allah bukanlah selingan. Dialah yang utama dan terutama.

Meskipun jemaat Laodikia bersalah di hadapan Tuhan, namun Tuhan tidak menolaknya. Dengan penuh kasih, Ia tetap mengetok hati mereka dan meminta mereka mengijinkan-Nya masuk dalam hati. Ia tidak ingin mereka hidup dalam kesia-siaan. Ia ingin menuntun mereka ke dalam hidup yang penuh damai sejahtera.

Allah yang kita sembah, setia menunggu kita untuk kembali dari jalan-jalan kita yang jahat. Ia terlebih rindu memulihkan kehidupan kita. Tapi perubahan dan pemulihan hidup harus datang dari keputusan kita sendiri. Dimulai dari keputusan kita untuk meninggalkan hidup yang salah dan datang kepada Allah yang berkuasa atas hidup.

Bukalah pintu hati Anda untuk Tuhan masuk. Jangan terlalu sibuk sendiri sampai kita tidak mendengar Dia "mengetuk" pintu hati kita.

Siapkan hati Anda, singkirkan segala sesuatu yang merintangi kita untuk mendengarkan suara-Nya. Luangkan waktu setiap hari untuk bersekutu dengan-Nya. Allah sungguh bukan selingan, Dia layak mendapat tempat terutama dalam hidup Anda, bukan karena kita, tapi karena memang disitulah tempat-Nya berada.