Bersukacita karena Allah
DAY 1089 OF 0

Salah satu sikap yang membedakan orang percaya dengan orang dunia adalah dalam hal kebahagiaan. Bahagia memiliki arti keadaan atau suasana hati yang tenteram dan damai, bebas dari rasa susah. Kebahagiaan tidak berasal dari kekayaan atau semua keinginan terpenuhi. Tetapi karena Allah memilih kita menjadi umat-Nya.

Umumnya rasa bahagia yang dimiliki orang-orang dunia sangat ditentukan oleh situasi tertentu, keinginan terpenuhi, atau bergantung pada sesuatu yang dimilikinya. Namun fakta membuktikan bahwa sukacita dari hal-hal tersebut tidak bertahan lama.

Mungkin kita akan berkata, "Bagaimana bisa berbahagia kalau masalah yang kita hadapi datang secara bertubi-tubi, tiada kunjung berhenti di sepanjang hari?"

Bagi orang percaya kebahagiaan seharusnya menjadi bagian hidup sehari-hari. Alasan utama kita berbahagia bukan karena apa yang kita punyai, atau karena tidak ada masalah dalam hidup ini, tetapi karena berkat rohani yang Tuhan berikan.

Berkat rohani tersebut berupa pengampunan dosa. Karena kasih-Nya yang besar, dosa-dosa kita telah diampuni melalui karya penebusan Kristus. Dan kita telah ditebus untuk menjadi umat pilihan-Nya.

Itulah sebabnya Daud menulis: "Berbahagialah …suku bangsa yang dipilih-Nya," (Mazmur 33:12). Karena dosa kita diampuni, kita diselamatkan dan dipilih menjadi umat Tuhan sendiri, maka kita selalu mempunyai alasan untuk berbahagia, bagaimana pun keadaan kita.

Allah pencipta langit dan bumi memilih dan menetapkan kita untuk menjadi umat-Nya. Kita diberi kehormatan untuk memanggilNya "Bapa". Sungguh betapa bahagianya hidup ini!