Memuliakan Bapa
DAY 937 OF 0

Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah rantingnya. Seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kita pun tak dapat berbuah jika tidak melekat kepada Yesus. Jadi, melekat kepada Yesus bukanlah pilihan tetapi keharusan. Melekat kepada Yesus berarti tinggal di dalam Yesus, terus menerus hidup dalam persekutuan dengan-Nya melalui doa dan menerapkan firman-Nya dalam keseharian kita. Hanya dengan itu kita akan berbuah. Sebaliknya, tanpa membangun persekutuan pribadi dengan Yesus, kita bukan hanya akan tidak berbuah, tetapi kerohanian kita lambat laun menjadi kering, bahkan mati!

Setiap pohon dikenali dari buahnya. Kita tak dapat mengharapkan buah anggur dari semak duri dan tak mungkin memetik buah ara dari serumpun ilalang. Kita hanya dapat menikmati buah anggur dari pohon anggur dan memanen buah ara dari pohon ara. Begitu pula dengan hidup kita. Buah kehidupan yang kita hasilkan akan menunjukkan kepada apa atau siapa kita melekat. Kalau kita melekat dan menyatu dengan Yesus, maka pribadi Yesus akan tampak dalam hidup kita. Ini tidak diukur dari banyaknya pelayanan atau tingginya jabatan yang kita emban dalam pelayanan, tetapi dari buah roh dan karakter Kristus yang kita hasilkan. Untuk itu, agar lebih banyak berbuah, Tuhan akan membersihkan kita, mengikis setiap kebiasaan, karakter, pola pikir, dan semua hal yang menghalangi potensi kita untuk berbuah. Proses ini akan berlangsung seumur hidup, hingga wajah Yesus semakin nyata dalam diri kita. Kita akan menjadi saksi Kristus yang hidup dan membawa banyak orang untuk mengenal Dia. Itulah kehidupan seorang murid Kristus yang memuliakan Bapa.