Daniel adalah seorang keturunan bangsawan yang turut dibawa ke Babel saat Kerajaan Yehuda ditaklukkan oleh Raja Nebukadnezar. Sebagai seorang buangan yang kemudian bekerja di istana, Daniel sangat dipercaya dan disayangi raja. Tinggal di tengah bangsa kafir dan memiliki kedudukan terhormat, tidak membuat Daniel melupakan Allah. Dia tetap setia beribadah kepada Allah Israel.

Ketekunannya beribadah membuat Daniel memiliki roh yang luar biasa. Dia berhikmat dan lebih unggul dibanding semua rekan sejawatnya, sehingga raja hendak menaikkan jabatannya menjadi setingkat di bawah raja. Rekan-rekannya yang iri akhirnya memanfaatkan peraturan raja untuk menjatuhkan Daniel dengan menjadikan kesalehannya sebagai perangkap. Namun, meski mengetahui keselamatannya terancam, Daniel tetap berdoa sebagaimana yang biasa dilakukannya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih memiliki jam doa dan melakukannya dengan disiplin? Masihkah kita memegang teguh komitmen kepada Tuhan saat kita berada dalam tekanan dan persoalan?? Sebagai anak Tuhan yang hidup di tengah dunia yang berdosa, hendaklah kita teguh memegang iman kepada Kristus dan setia beribadah kepada-Nya, sehingga kita menjadi orang yang berkualitas, berintegritas, semakin berhikmat dan menjadi berkat.