Saat kita mengatakan bahwa kita ada atau tinggal di dalam Kristus, maka kita wajib untuk hidup sama seperti Kristus telah hidup. Ini bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Kita harus menjadi “peniru atau peneladan” Kristus secara tepat dalam segala hal di hidup ini. Untuk itu patokan kita adalah Alkitab, khususnya Kitab Injil yang memang mengisahkan kehidupan Yesus, sejak Dia lahir hingga mati di atas kayu salib.

Kitab Injil mencatat bagaimana respon Yesus saat dicobai Iblis di padang gurun, dan bagaimana Yesus mengasihi orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat masa itu, seperti orang kusta, pemungut cukai dan pelacur. Kitab Injil juga mencatat bahwa Yesus bertindak menolong orang miskin, orang sakit, dan orang-orang lain yang membutuhkan uluran tangan. Dalam Kitab Injil juga tertulis bahwa Yesus selalu berdoa dalam berbagai kesempatan, fokus melakukan kehendak Bapa dan taat sampai akhir. Seperti itulah kita harus menjalani hidup ini.

Ayo menjadi orang-orang yang melakukan firman Tuhan. Marilah kita meneladani pola berpikir Kristus, kehidupan doa-Nya, kasih-Nya kepada sesama, pengampunan-Nya, respon-Nya terhadap pencobaan atau ujian, kekudusan-Nya, ketaatan-Nya, serta semua sifat dan sikap-Nya. Itulah yang menjadi bukti bahwa kita tinggal di dalam Kristus.