HATI YANG MENYEMBAH
DAY 1291 OF 0

Apa yang ada di benak kita saat mendengar "Mari Menyembah Tuhan"? Mungkin yang muncul dalam benak kita adalah nyanyian pujian yang akan dinaikkan. Hal itu tidak salah, tetapi penyembahan bukan berbicara mengenai aktivitas fisik seperti menyanyi, berlutut, mengangkat tangan saja, tetapi mengenai sikap hati daripada aktivitas fisik.

Di dalam perjalanannya menuju ke tempat yang Tuhan mau, Abraham secara konsisten mendirikan mezbah dan memanggil nama Tuhan. Ini adalah wujud penyembahan Abraham dan menunjukkan sikap hati Abraham yang melekat kepada Tuhan. Abraham sadar bahwa dia sangat membutuhkan Allah, penguasa hidupnya. Ia ingin membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Abraham mempunyai sikap hati yang menyembah.

Semua kita sedang berada di dalam "perjalanan" untuk menggenapi panggilan Tuhan bagi hidup kita. Di dalam perjalanan itu, seringkali banyak yang menyita perhatian dan fokus kita. Namun, apakah kita sempat mengingat Tuhan dan rindu untuk mendekat kepada Tuhan? Apakah kita menyempatkan diri untuk berhenti sejenak "mendirikan mezbah" dan memanggil nama Tuhan? Apakah dalam keseharian kita kita mempunya kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan seperti Abraham yang mempersembahkan korban untuk menyenangkan Tuhan?

Hati yang menyembah adalah sikap hati yang selalu ingin dekat dengan Tuhan, ingin selalu menyenangkan hati Tuhan dalam setiap perkataan, tingkah laku dan pekerjaan kita.

Mari kita miliki sikap hati yang benar saat kita datang kepada Tuhan dengan menyembah-Nya, karena memang Dia layak dipuji dan disembah.