Memuji dalam Penjara
DAY 1300 OF 0

Ayat yang baru saja kita baca bercerita mengenai Paulus dan Silas yang sedang mengalami keadaan yang tidak nyaman, yaitu dipenjara karena memberitakan Injil.

Mereka bisa saja menghabiskan malam itu dengan menangisi diri sendiri dan meratapi nasib malang mereka. Tetapi hal itu tidak mereka lakukan. Malahan mereka dengan penuh gairah memuji dan menyembah Allah. Rasa cinta mereka kepada Tuhan lebih besar daripada apapun.

Apakah Anda pernah jatuh cinta? Bagaimana rasanya jatuh cinta? Apa yang terjadi saat kita jatuh cinta? Orang yang jatuh cinta selalu ingin berjumpa dengan orang yang dicintainya. Ia ingin berjumpa setiap waktu.

Hal yang sama terjadi pada orang yang melakukan pujian dan penyembahan. Orang yang mencintai Tuhan pasti selalu memuji dan menyembah Tuhan, sebagai ungkapan cinta yang bergelora, sama seperti orang yang sedang jatuh cinta. Pujian dan penyembahan sejati tidak dilakukan hanya sekali waktu saja, tetapi lebih intensif dan tidak sembarangan atau serampangan.

Namun, satu hal yang kita perlu sadari adalah orang yang memuji dan menyembah Tuhan belum tentu mencintai Tuhan. Bisa jadi karena rutinitas atau terpaksa. Segala sesuatu yang dilakukan karena rutinitas atau terpaksa, tidak akan menghasilkan apa-apa selain kekecewaan dan keluh kesah.

Bagaimana dengan kita? Apakah rasa cinta kita kepada Tuhan lebih besar dari keterbatasan dan keadaan kita? Pergunakan waktu-waktu kita bukan untuk meratapi keadaan, tapi tetap memuji dan menyembah-Nya dengan penuh gairah, karena kita mencintai Tuhan lebih dari apapun.