Pernahkah kita melihat barisan semut yang sedang membawa makanan menuju sarangnya? Sangat rapi, sangat teratur bukan. Para semut mengikuti pemimpinnya dengan baik dan teratur. Jika kita berada dalam posisi pemimpin, kita harus belajar menjadi teladan, sebab pemimpin akan menjadi panutan jemaat.
Rasul Paulus menyatakan bahwa menjadi seorang penilik jemaat merupakan pekerjaan yang indah, suatu pekerjaan mulia, bukan beban atau lebih rendah dibanding pemimpin dalam perusahaan.
Disebut pekerjaan yang indah karena dipilih Allah, untuk melayani Allah dan menggembalakan (memimpin) umat Allah. Ini berarti pemimpin harus memiliki standar Allah dalam hidupnya, yang tentunya berbeda dengan dunia.
Ia harus memimpin dengan hati yang rela, tulus dan penuh kasih untuk membawa jemaat kepada kehidupan yang kekal.
Jika Tuhan Yesus saat ini memanggil kita untuk menjadi seorang pemimpin rohani. Apa yang menjadi respon kita?
Mungkin banyak yang menolak atau enggan, karena kesibukan, merasa tidak terpanggil, atau memiliki pergumulan hidup yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal sebenarnya, panggilan ini adalah untuk kita semua, juga sebagai kesempatan bagi kita untuk bisa membalas kebaikan Tuhan, yang telah menyelamatkan hidup kita.
Sungguh ironis jika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Dia tapi tidak mau melayani-Nya. Di surat Yohanes, Tuhan Yesus tiga kali bertanya kepada Petrus: "Apakah Engkau mengasihi Aku?" Tiga kali juga Yesus mengatakan “Gembalakanlah domba-dombaKu." (Yoh 21:14-22).
Ternyata, menggembalakan domba-domba Kristus adalah bentuk kasih kita pada Kristus! Sungguh, pemimpin rohani adalah pekerjaan yang indah. Mari kita bersama-sama saling melayani satu sama lain sebagai bentuk kasih kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus.